Cari Harga Wajar Saham BBRI Dengan Analisis Fundamental

Mencari harga wajar saham BBRI memang tidak mudah, terutama jika Anda tidak memiliki latar belakang keuangan yang mendalam.

Pertama-tama, kita perlu memahami apa itu harga wajar saham, yaitu nilai yang sesuai dengan kekuatan keuangan perusahaan.

Dalam analisis fundamental, kita dapat melihat bahwa BBRI memiliki rasio perbandingan antara pendapatan dan utang yang relatif stabil.

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk memenuhi utangnya.

Dengan demikian, harga wajar saham BBRI dapat diperkirakan berdasarkan rasio ini.

If this caught your attention, see: Bbca Saham

Rasio keuangan adalah kunci untuk memahami kinerja dan kondisi keuangan perusahaan.

Rasio keuangan membantu investor memahami profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas perusahaan.

Rasio Return On Assets (ROA) menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memiliki ROA yang bervariasi dari 3.1% pada tahun 2005 hingga 0.8% pada tahun 2024.

ROA yang positif menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dari total aset yang dimiliki.

Namun, ROA yang negatif menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengalami kerugian.

Rasio Return On Equity (ROE) digunakan untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan modal yang disetor oleh pemegang saham.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memiliki ROE yang bervariasi dari 28.52% pada tahun 2005 hingga 4.75% pada tahun 2024.

ROE yang semakin besar menunjukkan bahwa perusahaan lebih mampu mengelola modal yang dimiliki untuk menghasilkan laba.

Tabel berikut menunjukkan perbandingan ROA dan ROE PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada beberapa tahun:

Dengan melihat data ROA dan ROE, kita dapat memahami kinerja keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi.

Sucor Sekuritas merekomendasikan membeli saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan target harga Rp6.400 per saham.

BBRI memiliki kinerja positif yang didukung oleh jaringan cabang yang luas dan pemberdayaan yang dilakukan, memungkinkan bank BUMN itu untuk mencetak ROE yang atraktif di industri keuangan Indonesia.

Curious to learn more? Check out: Bbri Saham Hari Ini

Sucor Sekuritas memproyeksikan ROE BBRI akan dipertahankan di atas angka 20 persen, relatif sejalan dengan rata-rata bank-bank besar lainnya.

BBRI secara konsisten menghasilkan margin bunga bersih (NIM) yang unggul mencapai rata-rata di atas 7 persen dalam 10 tahun, mencermati rata-rata industri yang hanya ada di kisaran 6 persen bahkan lebih rendah.

BBRI memiliki posisi dominan di segmen pinjaman mikro dan cakupan kerugian pinjaman yang memadai, serta posisi modal yang kuat, yang akan memungkinkan bank untuk mengatasi tantangan dalam jangka pendek.

Analisis rekomendasikan beli saham BBRI dengan target harga Rp6.400. This is a strong recommendation from Sucor Sekuritas, a reputable financial institution.

Edward Lowis, an analyst from Sucor Sekuritas, suggests that investors buy BBRI shares due to its attractive return on equity (ROE) of 23 percent. This is a significant advantage over other banks in Indonesia.

BBRI's consistent net interest margin (NIM) of over 7 percent in the last 10 years is a testament to its strong financial performance. This is a remarkable achievement, especially considering the average NIM of the industry is around 6 percent.

The bank's extensive network of branches and its focus on empowering micro, small, and medium-sized enterprises (MSMEs) have contributed to its success. BBRI's total credit reached Rp1.308,65 triliun in March 2024, with 83.25 percent of it allocated to the MSME segment.

BBRI's Ultra Mikro (UMi) portfolio through Pegadaian and PNM is on track to continue its growth trend. This segment has shown higher margins and stronger growth compared to traditional bank lending.

However, Edward acknowledges that BRI faces challenges in managing its asset quality. To be cautious, he projects a moderate growth in revenue of 5-10 percent YoY for 2024 and 2025.

BBRI's dominant position in the micro lending segment is expected to continue generating high NIM and growth rates in the medium to long term. Its strong capital base and adequate provisions for bad debts will help it navigate any short-term challenges.

Here's a summary of the key points:

Saham BBRI mengalami serangan panic selling setelah kinerja laba bersih Januari 2025 turun 50 persen.

Kinerja laba bersih yang turun drastis ini merupakan hasil dari beberapa faktor, termasuk penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasional.

Panic selling yang terjadi pada saham BBRI merupakan reaksi pasar terhadap kinerja laba yang buruk ini.

Namun, kami percaya bahwa saham BBRI memiliki potensi rebound setelah laba turun 50 persen ini.

Prospek saham BBRI dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk strategi bisnis yang kuat dan kemampuan manajemen untuk menghadapi tantangan.

Saham BBRI memiliki sejarah panjang sebagai salah satu perusahaan bank terbesar di Indonesia, dan kami percaya bahwa kemampuan ini akan membantu saham BBRI kembali ke jalurnya.

Explore further: Harga Bbca Hari Ini

If you're trying to determine the fair value of BBRI's stock, you have several options. One method is using the discounted cash flow (DCF) model or dividend discount model (DDM), which takes into account the company's intrinsic value based on its business performance projections.

These models require specific financial data, such as dividend payout ratio, return on equity, expected growth rate, and cost of equity. For example, using the DDM model, the intrinsic value of BBRI's stock is estimated to be around Rp6,377 per share.

However, the fair value of a stock is not a fixed number and can vary depending on the method used and the time frame considered. For instance, using a historical comparison, the fair value of BBRI's stock might be different from the DDM estimate.

To determine the fair value of BBRI's stock, you can also consider the consensus among analysts, which can provide a more comprehensive view of the stock's potential. Additionally, you can adjust the estimate based on the company's recent financial performance and future prospects.

Here are some possible scenarios for the fair value of BBRI's stock:

In conclusion, the fair value of BBRI's stock is not a single number, but rather a range of estimates that depend on the method used and the time frame considered. By considering multiple scenarios and adjusting for the company's recent performance and future prospects, you can get a more accurate estimate of the stock's fair value.

Saham BBRI tidak bisa dibilang menjadi tahun yang baik pada 2024. Emiten big bank tersebut mengalami tekanan kinerja setelah rasio kredit bermasalah sektor mikro dan kecil meningkat signifikan.

BBRI masih menjadi emiten big bank dengan pendapatan bunga bersih terbesar kedua dari 4 big bank, mencatatkan kenaikan sebesar 4,6 persen menjadi Rp107,75 triliun.

Pendorong pendapatan bunga bersih BBRI adalah pertumbuhan kredit yang cukup solid, mencatatkan kenaikan 7 persen dibandingkan dengan akhir 2023.

Namun, BBRI malah menjadi emiten big bank dengan pertumbuhan laba bersih paling rendah sebesar 2,44 persen menjadi Rp45,06 triliun.

Kenaikan pencadangan 39,67 persen menjadi Rp32,45 triliun menjadi penyebab laba bersih BBRI tergerus.

Tingkat NPL gross BBRI sekitar 3,04 persen, sedangkan NPL netnya sekitar 0,84 persen, yang berhubungan erat dengan kenaikan pencadangan tersebut.

Penurunan NIM sebesar 52 bps menjadi 6,45 persen juga menjadi kelemahan BBRI.

For your interest: Ihsg Dengan Bbri